Terpana aku pada sentuhan keramatmu
Mengheret aku mentafsir memori silammu
Dulu ku ragu apa terbungkam di benakmu
Kini ku tahu apa yang terbuku di hatimu
Surut dedarku pada usapan manteramu
Tunduk ungkalku pada ketegasan dirimu
Terpasak semangat pada keyakinan tekadmu
Keakuran pada tunjuk dan titah arahanmu
Oh ayah
Tak pernah ku tanya
Ke mana tumpahnya keringatmu
Oh ayah
Tak pernah ku hitung
Berapa banyak kerutan di dahimu
Yang ku pinta
Hanyalah kemahuan hatiku
Yang sedaya ayah laksanakan
Kau pendorong bukanlah pendesak
Apalagi memaksa diriku
Aku terlorong bukan terdesak
Apalagi rasa terdera
Tak terkuis dugaan menduga
Apalagi takdir yang menerpa
Aku mengharap bukan menolak
Apalagi cuba melupa
Lestari kasihmu tanpa batasan
Sempadan waktu yang memisahkan
Abadi hingga ke hujung usia akhirat masa
Sentuhanmu amat bermakna
Mengheret aku mentafsir memori silammu
Dulu ku ragu apa terbungkam di benakmu
Kini ku tahu apa yang terbuku di hatimu
Surut dedarku pada usapan manteramu
Tunduk ungkalku pada ketegasan dirimu
Terpasak semangat pada keyakinan tekadmu
Keakuran pada tunjuk dan titah arahanmu
Oh ayah
Tak pernah ku tanya
Ke mana tumpahnya keringatmu
Oh ayah
Tak pernah ku hitung
Berapa banyak kerutan di dahimu
Yang ku pinta
Hanyalah kemahuan hatiku
Yang sedaya ayah laksanakan
Kau pendorong bukanlah pendesak
Apalagi memaksa diriku
Aku terlorong bukan terdesak
Apalagi rasa terdera
Tak terkuis dugaan menduga
Apalagi takdir yang menerpa
Aku mengharap bukan menolak
Apalagi cuba melupa
Lestari kasihmu tanpa batasan
Sempadan waktu yang memisahkan
Abadi hingga ke hujung usia akhirat masa
Sentuhanmu amat bermakna
gapo nih faaaaaaatimaaaaaaa?
ReplyDeleteohh..ayah..x hbih bc galok nk ngomeng doh..gini r...ngatuk2...
Delete